Keluarga Korban Kerusuhan Suporter di GBK Tidak Menuntut
KUNINGAN - Ratam (63) warga Desa Mungkaldatar, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, jadi korban kerusuhan suporter di Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (24/6) malam lalu. Kamsa, kakak korban mengaku tidak akan menuntut kasus kematian adiknya itu. Karena kematian adiknya sudah menjadi takdir. (Baca: Korban Kerusuhan Suporter di GBK yang Tewas Warga Kuningan) Kamsa sendiri baru mengetahui adiknya meninggal, Sabtu (25/6) pagi, setelah mendapat telepon dari Adang Nuryana, anak korban. Adang mengabarkan akan membawa mayat ayahnya untuk dibawa pulang ke Kuningan. Saat kejadian, korban tengah berjualan minuman. Korban terjebak dalam kerumunan massa yang terlibat kerusuhan. Saat kejadian, korban tengah berjualan minuman. Korban terjebak dalam kerumunan massa yang terlibat kerusuhan. Saat korban bingung mencari tempat berlindung dari kerusuhan, tiba-tiba wajah korban terkena lemparan benda keras berukuran besar. Lemparan itu dari para pendukung klub sepak bola Persija, The Jakmania. Akibatnya, korban tersungkur ke tanah dan nyawanya melayang di lokasi kejadian. Kematian korban diketahui temanya yang saat itu memilih tidak berjualan karena khawatir dengan kerusuhan. Menurut Kamsa, korban sempat diselamatkan sejumlah polisi. Namun, nyawanya tidak tertolong. “Adik saya itu sebenarnya baru jualan keliling setelah tempat usahanya terkena gusuran. Biasanya mangkal. Teman yang lain memilih tidak jualan, namun ia tetap berjualan,” tutur Kamsa kepada Radar Kuningan. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: